Selasa, 23 September 2008

TANDA-TANDA KEMATIAN


KENALI TANDA-TANDA KEMATIAN KITA
By dr. Budi Satriyo Utomo, SpRM


Tulisan ini merupakan hasil perenungan saya selama menjadi Pasis Seskoau Angkatan 45 Tahun 2008.

Terbayang dalam benak saya saat naik pesawat Hercules yang waktu itu cuaca buruk dan pesawat tiba-tiba terhentak jatuh beberapa meter, apa yang terjadi apabila pesawat ini jatuh? Rekan-rekan saya baru saja meninggal jatuh dari pesawat Cassa di G. Salak Bogor yang dua hari sebelumnya saya naik pesawat itu. Juga berita duka yang mengagetkan rekan saya tadi malam meninggal, jenasahnya ditemukan saat orang pergi ke pasar di pagi hari. Dia menabrak pohon setelah malam itu ia minum alkohol.
Sebagai seorang dokter, saya sering menyaksikan seseorang dalam keadaan sakaratul maut, menunggu saat kematian. Kondisi rata-rata orang yang menjelang kematian adalah kondisi badan makin melemah, suhu tubuh menjadi dingin yang awalnya panas, suara makin melemah, apabila dirawat di rumah sakit terpasang infus, oksigen dengan nafas yang berat, tekanan darah semakin turun, nadi semakin melemah, kesadaran menurun, kontak kepada orang lain atau keluarga menghilang. Selanjutnya dokter mengatakan nadinya sudah tidak teraba, pupil matanya sudah melebar dan innalillahi wainnailaihi roojiuun... Hampir semua anggota keluarga tidak mampu berbuat apapun, bahkan saya dan rekan-rekan dokter lainnya hanya dapat mengatakan ”kita sudah berusaha maksimal, Tuhan telah memanggilnya.”

Apabila nafas telah sampai kekerongkongan, dan siapakah yang dapat menyembuhkan? (Q.S. 75: 26-27).

Kematian adalah urusan Allah Swt, namun yang menjadi pertanyaan dapatkah kita kenali tanda-tanda kematian kita? Dapatkah kematian itu dicegah? Atau kita sendiri yang kurang peduli terhadap keadaan kesehatan tubuh kita sehingga mempercepat proses kematian?
Harapan hidup rata-rata orang Indonesia sekarang adalah sekitar 68 tahun. Meningkatnya umur harapan hidup ini secara tidak langsung juga memberi gambaran tentang adanya peningkatan kualitas hidup dan derajat kesehatan masyarakat. Pola dan gaya hidup modernlah penyebab terbesar kenapa orang mati di usia muda (premature death). Apakah kemauan Tuhan kalau umur rata-rata penduduk Boswana, Afrika, sekarang hanya 35 tahun, sedangkan umur harapan hidup orang Amerika 78 tahun. Secara biologis umur manusia berpotensi diulur sampai 120 tahun (biogenetic maximum life span, Dr Robert Butler). Di mata medis seseorang dapat berusaha untuk memperpanjang usia, dan akibat pola hidup yang tidak sehat seseorang dapat mati pada usia muda. Makin maju kedokteran, makin besar kesempatan mengulur umur. Pak Harto sudah memanfaatkannya. Namun, tanpa sentuhan medis, kita melihat bayi tetangga mati hanya karena diare tidak diatasi.


Menurut Center for Diseas Control and Prevention (CDC) di Amerika Serikat tahun 2003, sepuluh (10) Penyebab Kematian Pria yang perlu diwaspadai dan semuanya dapat dicegah adalah:
Penyakit jantung (28 persen menjadi penyebab kematian pria).
Kanker (24 persen)
Kecelakaan (5,9 persen)
Stroke (5,1 persen)
Bronkitis dan penyakit paru lainnya (5,1 persen)
Diabetes (2,9 persen)
Influensa dan pneumonia (2,4 persen)
Bunuh Diri (2,1 persen)
Gagal ginjal (1,7 persen)
Alzheimer/pikun (1,5 persen)
Banyak penyakit yang dapat kita cegah dengan pola hidup sehat yaitu, membiasakan olah raga rutin, makan tidak berlebihan agar terhindar dari kegemukan/obesitas, berhenti merokok, istirahat cukup, kontrol rutin kesehatan. Permasalahannya kita sering tidak menyadari arti penting pola hidup sehat, dan Allah Swt sangat sayang kepada umatnya dengan memberikan pertahanan tubuh yang berlapis sehingga kebiasaan buruk yang kita lakukan saat ini baru berefek setelah sekian lama tubuh berusaha untuk menetralisirnya. Bahkan seseorang yang terinfeksi virus AIDS, masih cukup lama tubuh mampu bertahan hidup tanpa ada keluhan, meskipun setelah 2 -10 tahun akhirnya dia akan mati. Mungkin kita diberi cukup waktu untuk berikhtiar dan bertaubat.

Rumah sakit adalah tempat yang paling baik untuk mengingatkan kematian. Kita sering menengok rekan, saudara yang sedang di rawat di rumah sakit. Apa yang terlintas dalam benak kita? Banyak kasus penyakit yang mengerikan, memprihatinkan, bahkan menakutkan seandainya kita yang mengalami. Sepuluh penyakit utama penyebab kematian di rumah sakit saat ini adalah:
1. Stroke.
2. Pneumonia (radang paru).
3. Typhus.
4. Tbc paru.
5. Perdarahan intrakranial (otak).
6. Kencing manis.
7. Pertumbuhan janin lamban, malnutrisi janin, dan gangguan yang berhubungan dengan kelahiran prematur.
8. Trauma (korban kecelakaan).
9. Penyakit jantung.
10. Gagal ginjal.

Adapun penyebab kematian yang paling sering di Indonesia dewasa ini adalah kecelakaan lalu lintas, penyakit infeksi, jantung, diare, stroke, dan kanker. Bahkan sekarang sudah dapat dipastikan bahwa penyebab kematian terbesar di Indonesia bergeser dari penyakit infeksi ke penyakit kardiovaskuler (antara lain Penyakit Jantung Koroner) dan degeneratif/proses penuaan.

Al Quran menyebutkan bahwa manusia sebelum memasuki kehidupan dunia ini sebagai “benda mati”.

Mengapa kamu kafir kepada Allah, padahal kamu tadinya mati, lalu Allah menghidupkan kamu, kemudian kamu akan dimatikan dan dihidupkanNya kembali, kemudian kepadaNyalah kamu akan dikembalikan. (Q.S. 2:28).

Kehidupan dunia bukan sebuah kehidupan absolut, sebab ia tidak berlangsung terlalu lama (hanya sementara). Demikian juga, kematian pada kehidupan ini bukanlah kematian absolut, melainkan ia merupakan peralihan dari sebuah bentuk eksistensi kepada bentuk eksistensi lainnya, yang dinamakan kehidupan kubur, yang didalamnya berlangsung kejadian yaitu datangnya malaikat Munkar dan Nakir.

Setiap yang bernyawa pasti mati.(Q.S. 3:185).

Jika Tuhan memberi kehidupan segala sesuatu, maka Tuhan juga akan mencabut kehidupan tersebut. Oleh karena itu, Tuhan tidak hanya bernama al-Hayyu (yang maha hidup), tetapi juga disebut dengan Nama al-Muhyi (yang menghidupkan) dan al-Mumit (yang mematikan). Kematian didefinisikan sebagai tidak adanya kehidupan atau berhentinya kehidupan. Tidak seorangpun yang dapat memastikan besuk hari tetap hidup. Kematian datang lantaran kehendak Tuhan, yang telah menggariskan kematian pada saat Ia menciptakan kehidupan. Pemikiran tentang kematian sebagai bagian dari peristiwa yang dapat dihindari jikalau kita lebih berhati-hati atau jika menyediakan pengobatan secara tepat merupakan pemikiran yang bertentangan dengan cara berpikir Islam. Kematian bukanlah sekedar sesuatu yang tidak dapat dielakkan, bahkan ia merupakan sesuatu yang telah dipastikan hari dan tanggal berlangsungnya.
Sesuatu yang bernyawa tidak akan mati melainkan dengan izin Allah, sebagai ketetapan yang Telah ditentukan waktunya. barang siapa menghendaki pahala dunia, niscaya kami berikan kepadanya pahala dunia itu, dan barang siapa menghendaki pahala akhirat, kami berikan (pula) kepadanya pahala akhirat itu dan kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur. (Q.S. 3:145)

Hal ini bukan berarti bahwa manusia tidak perlu berhati-hati. Kepastian waktu kematian hanyalah satu dari sejumlah peristiwa dimana paham free will berhadapan dengan paham takdir. Dalam hal ini pikiran memainkan sebuah peran penting, dan tidak seorangpun mengingkari kemampuannya untuk membuat pilihan. Al-Quran memerintahkan kepada manusia:

Dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah, Karena Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik. (Q.S. 2:195)

Muslim dianjurkan mengambil sikap pencegahan, berusaha mencegah dan terhindar dari penyakit. Mencegah lebih baik dari pada mengobati. Penyebab kematian salah satunya adalah keinginan untuk bunuh diri. Rosullulloh saw bersabda:

”Jika seseorang membunuh diri sendiri, ia akan kekal di dalam neraka”.

Seseorang mestilah bertanggung jawab dan menanggung konsekuensi dari perbuatannya. Keadaan stress akibat berbagai permasalahan tekanan hidup akhir-akhir ini sering menjadi pemicu terjadinya kasus bunuh diri. Kemauan bunuh diri diawali dari menyendiri, pikiran kosong menerawang awan, putus asa, merasa tidak berguna, tidak dapat mengatasi masalah rumit, yang ada dalam pikirannya adalah bunuh diri untuk menyelesaikan masalah. Kita harus hati-hati segala masalah tidak cukup diselesaikan hanya di dunia tetapi masih ada pertanggungjawaban nanti di akherat kelak. Hanya bekal Iman dan taqwa yang dapat membentengi jiwa dari perbuatan sia-sia dan putus asa. Seorang muslim harus berserah diri dan percaya terhadap ketentuan/takdir Illahi.

Saya ingin mengakhiri tulisan ini dengan mengajak berpikir, memanfaatkan akal yang diberikan Allah Swt kepada kita. Tanda-tanda kematian dapat kita kenali tetapi rahasia kematian tetap hanya milik Allah Swt. Kita dapat berusaha untuk tetap hidup sehat, berusaha secara medis untuk memperoleh kesembuhan dari kondisi sakit tetapi kita tidak mampu menolak Izra’il datang untuk mencabut nyawa.

Kisah kematian, pada suatu ketika Raja Sulaiman yang juga seorang Rasul, sedang bercengkerama dengan seorang sahabat. Ketika keduanya sedang bercakap, seorang gubernur Sulaiman masuk memberitahukan perihal kehadiran malaikat Izra’il, yakni malaikat kematian, yang sering datang untuk sekedar mengobrol. Sulaiman mempersilahkannya untuk untuk bergabung, dan mereka mendiskusikan perkara universal dan beberapa hal lainnya seperti perihal kenabian dan pandangan kemalaikatan. Sesaat setelah Izra’il pergi, sahabat Sulaiman memohon agar dirinya dikirim ke India. Sulaiman bertanya kepadanya mengapa ia tiba-tiba memiliki ide tersebut. Ia menjawab bahwasanya ketika malaikant Izra’il memasuki ruangan mereka, Izra’il melepaskan pandangan yang aneh kepadanya. Ia khawatir jika saja Izra’il datang kembali kepada dirinya. Sulaiman yakin bahwa sahabatnya sedang merisaukan sesuatu, tetapi untuk menyenangkannya ia berkenan untuk mengirimkannya ke India di atas karpet magicnya. Beberapa minggu kemudian, Izra’il datang kembali. Sulaiman teringat akan sahabatnya dan bertanya kepada Izra’il mengapa ia melepaskan pandangan aneh kepada sahabatnya. Izra’il menjawab, ”baiklah, hal tersebut lantaran saya heran melihat ia ada disini bersama kamu. Sebab pada pagi itu saya mendapat instruksi untuk mencabut nyawanya di negeri India esok hari”.

Hai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya. Maka masuklah ke dalam jama'ah hamba-hamba-Ku, masuklah ke dalam syurga-Ku. (Q.S. 89:27-30)

Hanya kepada Allah Swt saya niatkan untuk menulis semoga bermanfaat dan dapat menjadi pencerahan dalam mendekatkan diri kepada Rabbil Aalamiin.

Lembang, Ramadhan 1429 H / September 2008.

Tidak ada komentar: