Minggu, 08 Maret 2009

SAYA DOKTER REHABILITASI MEDIK

Beberapa kasus yang sering ditemui di Bagian Rehabilitasi Medik untuk mendapatkan pelayanan terapi adalah sebagai berikut;

a. Stroke. Stroke adalah kumpulan gejala kelainan saraf fokal yang timbul mendadak akibat gangguan peredaran darah di otak, yang merupakan akibat berbagai penyakit atau kondisi yang merupakan faktor resiko. Manifestasi klinisnya tergantung lokali lesi neuroanatomis sentral yang terkena.

b. Hernia Nukleus Pulposus (HNP). HNP adalah penyakit yang diakibatkan oleh kelainan tulang belakang sehingga terjadi penyempitan saraf. HNP ini mempunyai gejala nyeri menjalar dari pinggang sampai di kedua kaki. Jika penyakit telah berat maka diperlukan operasi tulang belakang.

c. Osteoartritis. Osteoartritis adalah penyakit sendi degeneratif yang belum jelas penyebabnya. Osteoartritis biasanya timbul pada orang usia lanjut karena gangguan pada sendinya. Keluhan utama penderita osteoartritis adalah rasa nyeri. Rasa nyeri diikuti dengan keluhan berkurangnya fungsi anggota gerak ataupun keluhan kosmetik.

d. Nyeri Bahu (Frozen Shoulder). Frozen shoulder adalah nyeri bahu dengan keterbatasan gerak sendi bahu. Sendi ini sukar digerakkan karena terdapat peradangan jaringan ataupun karena faktor mekanik. Jarang terjadi penyembuhan spontan, keluhan nyeri dapat membaik tetapi gangguan gerakan masih berlangsung lama.

e. Tennis Elbow. Tennis elbow adalah keluhan nyeri siku atau nyeri tekan pada bagian luar siku. Keadaan ini akibat peradangan pada otot lengan yang melekat pada tulang akibat beban fisik yang berlebihan. Walaupun main tenis hanya salah satu penyebabnya, nama tennis elbow sudah terlanjur melekat dan tetap dipergunakan. Usia penderita biasanya antara 40 – 55 tahun.

f. Jari Macet (Trigger Finger). Trigger finger adalah hambatan pada gerakan menekuk jari, jari-jari yang telah dikepalkan sulit untuk diluruskan kembali. Bila terjadi pada ibu jari disebut trigger thumb.

g. Sindrom Terowongan karpal (Carpal Tunnel Syndrom). CTS adalah kumpulan gejala yang terjadi karena penekanan saraf Medianus di dalam terowongan pada pergelangan tangan. Kumpulan gejala ini sering terjadi pada pekerjaan kasar seperti mencuci pakaian, mengepel lantai, atau pada kehamilan (terjadi kiri dan kanan). Gejalanya berupa kesemutan pada pergelangan tangan dan telapak tangan. Rasa nyeri lebih banyak pada malam hari sehingga penderita mengibas-ngibaskan tangannya.

h. Keterlambatan Perkembangan. Developmental delay atau keterlambatan perkembangan dialami pada bayi yang baru lahir karena kelainan saat masih dalam kandungan atau adanya infeksi sesudah lahir. Biasanya bayi tersebut terlambat dalam membalik, duduk atau berdiri, dan berjalan.

i. Keterlambatan Bicara. Speech delay atau keterlambatan bicara dialami bersamaan dengan developmental delay atau karena autisme. Keterlambatan bicara juga bisa terjadi karena kurangnya stimulasi dari lingkungan, khususnya orang tua. Diperlukan ahli terapi wicara untuk mengatasi problema penyakit ini.

12. Modalitas terapi. Merupakan suatu metode pengobatan dengan menggunakan beberapa cara yaitu:

a. Terapi panas yang terdiri dari:

1) Panas permukaan: Lampu infra-red, kompres air panas, uap panas, paraffin bath, mandi air panas, heated pad.



2) Panas dalam:
a) USD (ultrasound diathermy).
b) SWD (short wave diathermy).
c) MWD (microwave diathermy).

Indikasi terapi panas adalah:
1) Efek analgesik: neuralgia, sprain/strain, articular problem,
spasme otot, nyeri otot, trigger point syndrome.
2) Efek anti inflamasi.
3) Efek relaksasi – spasme otot.
4) Efek sedatif (mengantuk).
5) Meningkatkan suhu jaringan.
6) Pelebaran pembuluh darah sehingga aliran darah meningkat.

Kontra indikasi terapi panas:
1) Radang akut.
2) Trauma akut.
3) Gangguan vascular.
4) Gangguan koagulasi.
5) Malignacy (keganasan).
6) Gangguan sensasi.

b. Terapi dingin digunakan terutama untuk nyeri akut , merupakan modalitas anti-inflamasi yg poten, memiliki efek analgesia, murah dan mudah dikerjakan di rumah. Indikasi terapi digunakan untuk trauma akut, rheumatoid arthritis, arthritis akut, spasme otot, spastisitas, MTPS, luka bakar. Trauma akut dianjurkan untuk dilakukan RICE atau ICE (rest, icing, compression, elevation).

c. Terapi listrik yang terdiri dari: Transcutaneus Electrical Nerve Stimulation (TENS) dan Interferens. Tujuan stimulasi listrik (Electrical Stimulation=ES):

1) Menimbulkan kontraksi otot
2) Menghilangkan nyeri dan mengurangi spasme otot.
3) Latihan myofeedback.
4) Iontophoresis.
5) Elektrodiagnosis.

d. Hidroterapi untuk pasien-pasien yang memerlukan latihan penguatan pada otot-otot yang mengalami kelumpuhan. Sifat dari hidroterapi adalah:

1) Memanfaatkan sifat-sifat fisik air.
2) Sifat “bouyancy” / daya apung.
3) Membantu gerakan pd kondisi msh terdpt kelemahan otot.
4) Efek pembersih.
5) Efek masase.
6) Kombinasi dg terapi panas atau dingin.

e. Masase yaitu jenis terapi fisik yg paling kuno, tidak bisa diterjemahkan pijat atau urut. Unsur masase:
1) Pijat (Kneading).
2) Urut (Stroking).
3) Perkusi.
4) Friksi/tekanan.
5) Vibrasi.

f. Penjaruman atau dry needling:
1) Berbeda dengan akupungtur tradisional.
2) Dry needling menggunakan konsep “trigger point” padd kondisi MTPS (myofascial trigger point syndromes).
3) Efek fisika bukan efek biokimia.
4) Prinsip menghancurkan “trigger-point”.

g. Traksi leher dan traksi pinggang. Indikasi traksi pinggang:
- Nyeri punggung bawah.
- Herniasi Nukleus Pulposus (HNP) dengan perawatan konservatip.

Kontra indikasi:
- Infeksi, kompresi mielum (penekanan sumsum tulang), keganasan, osteoporosis (keropos tulang), darah tinggi, reumatik daerah leher, kehamilan, dan penyakit jantung.
Indikasi traksi servikal:
- Cervical Root Syndrome (nyeri akar saraf leher) dan spasme (kaku) otot leher.

Kontra indikasi:
- Infeksi, kompresi mielum (penekanan sumsum tulang), keganasan, osteoporosis (keropos tulang), darah tinggi, reumatik daerah leher, kehamilan, dan penyakit jantung.

a. Terapi Latihan. Adalah suatu program latihan yg bertujuan pemulihan/
penyembuhan, meliputi latihan:

1) Latihan luas gerak sendi (ROM exercise).
2) Latihan penguatan (Strengthening exercise).
3) Latihan ketahanan (Endurance exercise).
4) Latihan koordinasi (Coordination exercise).
5) Latihan dengan sasaran khusus: aktivitas kehidupan sehari-hari, latihan nafas (breathing exercise), muscle re-education.
6) Latihan pola khusus: William’s Flexion Exercise, Codmans’s pendulum exercise, Cailliet’s neck exercise, Finger Ladder, Biofeedback exercise dll.

Tidak ada komentar: